Ahlusunnah vs Ahlubidd’ah (Wahabi Al yahudiah)

Bahaya wahabi alyahudiah yang mengaku salafy

TUBBA’ AL AWWAL Beriman kepada nabi Muhammad seribu tahun sebelum munculnya

Posted by admin on June 10, 2008

TUBBA’ AL AWWAL
Beriman kepada nabi Muhammad seribu tahun sebelum munculny
a

TUBBA’ adalah sebutan bagi raja-raja Yaman pada masa dahulu kala. Mereka yang bergelar
Tubba’ ini banyak dan mereka adalah orang Arab. Nama Muhammad yang akan menjadi penutup para nabi dan rasul sudah sangat populer dikalangan para nabi terdahulu. Keberadaannya sebagai nabi penutup tercatat dalam kitab-kitab lama. Tubba’ (raja Yaman) yang pertama memiliki kisah menarik untuk kita simak dan kita jadikan pelajaran tentang perkenalannya dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Suatu ketika Tubba’ keluar dari negerinya dengan membawa ratusan ribu perajurit dan didampingi perdana menterinya menuju kota Makkah al Mukarramah, di samping ratusan ribu perajurit ia juga membawa seratus ribu orang alim dan bijak yang ia pilih dari beberapa negara bagian
yang berada di bawah kekuasaannya. Ketika Tubba’ dan pasukannya tiba di kota Makkah ia
bertanya tentang penduduk Makkah, lalu dikatakan kepadanya bahwa penduduk Makkah
menyembah berhala (Pagan) dan mereka memiliki ka’bah yang sangat mereka cintai.
Ketika mendengar itu, Tubba’ bertekad dalam hatinya untuk menghancurkan ka’bah dan membunuh penduduk Makkah yang tidak menyambut kedatangannya dan ia tidak
memberitahukan niat jahatnya ini kepada siapapun. Tiba-tiba ia merasakan pusing yang
sangat menyakitkan, dan dari kedua matanya, telinganya, hidungnya dan mulutnya tiba-tiba
keluar air yang berbau sangat busuk. Karena bau yang begitu busuk ini semua perajuritnya lari menjauhinya. Akhirnya sang perdana menteri mengumpulkan para dokter untuk mengobatinya namun tidak satu dokterpun yang sanggup mendekatinya apalagi mengobatinya. Pada suatu malam ada seorang ulama datang menghampiri
perdana menteri, ia mengaku mungkin bisa mengetahui sebab penyakit yang diderita sang raja dan ia tahu cara mengobatinya. Kemudian sang perdana menteri gembira dan langsung membawa orang alim tersebut menemui sang raja dan mengobatinya. Orang alim itu berkata kepada sang raja: Berkatalah jujur kepadaku! Apakah engkau punya niat jelek terhadap Ka’bah ini?, sang raja menjawab: “ya, saya punya niat merobohkan ka’bah ini dan membunuh penduduknya”. Orang alim itu berkata lagi: Sesungguhnya penyakit yang
menimpa kamu ini berasal dari niat jelek kamu terhadap ka’bah, ketahuilah bahwa ka’bah ini ada penguasanya, Ia maha kuat dan maha tahu atas segala sesuatu yang tersembunyi dan rahasia”. Kemudian orang alim –yang merupakan pengikut Nabi Ibrahim- itu mengajarinya agama Islam. Sang rajapun mengimaninya seketika itu dan seketika
itu juga ia sembuh dari penyakitnya dan ia-pun memuliakan penduduk Makkah.

Kemudian ia menuju Madinah –Yatsrib- dan sesampainya ia di kota tersebut empat ratus orang alim yang ikut dengannya berniat untuk tetap tinggal di kota Madinah. Sang raja bertanya kepada mereka: “Kenapa kalian ingin tinggal dikota ini?”, mereka  menjawab: “Kota inilah tempat hijrahnya Nabi akhir zaman yaitu Muhammad
shallallahu ‘alayhi wasallam” dan mereka menjelaskan kepada sang raja sosok Muhammad
yang akan menjadi nabi akhir zaman tersebut sebagaimana mereka dapatkan ciri-cirinya dalam kitab-kitab terdahulu. Setelah mendengar cerita tentang Muhammad sang rajapun berminat tinggal bersama mereka di Madinah selama satu tahun dengan harapan ia bisa berjumpa dengan Muhammad. Ia membangun empat ratus rumah yang diperuntukkan bagi masing-masing orang alim yang tinggal di sana bahkan sang raja mengawinkan mereka. Setelah satu tahun berlalu sang nabi yang ia tunggu-tunggu belum juga muncul, ia menulis sebuah kitab yang disebutkan di dalamnya bahwa ia beriman kepada sang nabi
sebelum melihatnya dan ia memeluk agama yang dibawa oleh sang nabi dan beriman kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, dan tiada sesuatu-pun
yang menyerupai-Nya. Lalu ia cap kitab itu dengan emas dan dititipkan kepada orang-orang
alim yang tinggal di kota itu untuk selamanya. Sang raja kemudian meninggalkan Madinah
menuju India dan meninggal di sana. Kitab yang ia tulis setelah penantiannya terhadap nabi yang mulia di kota Madinah tersebut tetap terpelihara meskipun berpindah-pindah tangan sampai kemudian muncul nabi Muhammad setelah seribu tahun dari ditulisnya kitab tersebut. Dikatakan bahwa kitab itu sampai ke tangan Nabi ketika
beliau menempati rumah Abu Ayyub al Anshari radhiyallahu ‘anhu saat permulaan hijrah beliau ke Madinah.
download bukunya :
http://darulfatwa.org.au/languages/Indonesian/Al-Islam_Deenul_Anbiya2.pdf
http://darulfatwa.org.au/content/category/4/14/153/

Leave a comment